Profil Alumni

 Mantan Kuli Bangunan Jadi Bos Bahan Bangunan
Ahsan Haq, Rambah Bisnis Keramik di Kaltim



Perjalanan panjang telah ditempuhnya. Dia pernah menjadi dosen, pengacara, salesman keramik, juga kuli bangunan. Namun, jalan hidup mengantarkannya menjadi seorang pengusaha keramik yang telah membuka cabang di berbagai kota.

NUR RAHMAN, Samarinda

ITULAH sepenggal kisah hidup milik Ahsan Haq. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang ini awalnya sempat menjadi seorang dosen di kampus almamater tempat dia menimba ilmu. Selama dua tahun, sampai akhir 2002 dia juga menggeluti profesi sebagai pengacara. Namun, apa yang dialaminya tak sesuai hati nurani.

Ahsan merasa banyak sekali permainan di dunia pengacara yang bertentangan dengan prinsip hidupnya. Ahsan muda terbiasa hidup di pesantren merasa tak suka apabila melihat kecurangan-kecurangan yang ada.

Dia pun memutuskan pergi ke Samarinda. Tahun 2003, Ahsan bekerja dengan keluarganya sebagai pemborong bangunan. Saat itu dia juga merasakan susahnya bekerja sebagai kuli bangunan. Meski demikian, Ahsan menjalaninya tanpa keluhan. Selang delapan bulan berjalan, dia memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Ahsan pun bekerja sebagai tenaga penjual keramik.

“Pada akhir 2003 saya mulai bekerja sebagai salesman. Saya menjual bahan bangunan seperti batu-bata dan keramik. Saat itu banyak sekali cobaan yang saya hadapi. Saya pernah dikejar-kejar anjing, di tolak pemilik rumah pun sering,” ujarnya saat ditemui Kaltim Post, Jumat (5/4) lalu.

Enam bulan menjadi salesman, Ahsan memutuskan untuk membuka toko sendiri. Sangatta dipilihnya sebagai kota pertama. Bukan tanpa alasan, ayah satu anak ini melihat potensi yang luar biasa di kota itu. Berbekal ilmu bisnis yang diperolehnya dari seminar EU (Entrepreneur University) dia memulai usaha itu tanpa modal.

Ahsan menggunakan uang sebesar Rp 150 ribu untuk pergi ke sana. Lalu dia berkeliling mencari tempat untuk memulai usaha. Dia menceritakan, waktu berjalan-jalan dia menemukan sebuah ruko yang belum selesai di bangun. Ahsan pun menemui pemiliknya. Singkat cerita, Ahsan menawarkan bekerja sama dengan sang pemilik untuk menyelesaikan pembangunan ruko satu lantai ini.

Pemilik pun menyetujui, 11 bulan berjalan, Awal tahun 2005 dia berhasil membuka toko pertamanya. Saat usahanya mulai berkembang, Ahsan pun harus menghadapi berbagai cobaan. Dia mengatakan pernah ditipu oleh karyawannya sendiri. Totalnya tak sedikit, ratusan juta hilang dari kantongnya.

Padahal saat itu Ahsan membutuhkan banyak uang untuk modal usaha. Meski demikian, dia tak patah arang. Ahsan justru semakin semangat. Satu prinsip yang coba dia percaya bahwa tak ada pengusaha sukses yang tak pernah ditipu. Untuk itu Ahsan berusaha tegar.

Selang dua tahun berjalan, dia mampu membuka toko keduanya di Kota Tepian, Samarinda. Setelah itu, setiap tahun Ahsan membuka satu toko baru untuk memperluas sayap bisnisnya. Kini, Ahsan telah memiliki enam toko keramik.

Empat di antaranya di Samarinda, yakni di Jalan Ahmad Dahlan, Jalan P. Antasari, Jalan Geriliya dan satu toko di Samarinda Seberang. Dua lainnya ada di Sangatta dan Bontang. “Di Sangatta yang pertama dan paling besar,” ucap pria berumur 40 tahun ini.

Ahsan dibantu 33 karyawan untuk mengurusi tokonya. Di tokonya dia menjual keramik dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 250 ribu per kemasan, tergantung merek dan ukurannya. Berbagai merek keramik tersedia di tokonya. Omzetnya? Tak bisa diremehkan, dari usaha ini sedikitnya Ahsan bisa mengantongi Rp 900 juta per bulan. Uang ini terus diputarnya untuk modal bisnis lain yang coba digelutinya.

Dia tertarik menggeluti bidang properti. Saat ini pelan-pelan Ahsan mengumpulkan aset untuk membangun bisnis propertinya. Ada kisah unik yang dimiliki Ahsan. Meski memiliki tiga ruko dan dua rumah milik prbadi. Ahsan sekeluarga lebih nyaman tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jalan Gerilya, Samarinda.

Rumah ini telah disewanya selama 10 tahun. Ahsan percaya, rumah ini mendatangkan hoki baginya. “Saya juga terbiasa hidup sederhana. Biar pun usaha saya semakin maju saya tak ingin menunjukkan ke orang banyak. Cukup mereka tahu saya apa adanya,” tuturnya. (*/roe/lhl)

sumber:
http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/16842/mantan-kuli-bangunan-jadi-bos-bahan-bangunan.html



Shared: