FAI UMM secara kontinu berupaya mengepakkan sayap menjadi Fakultas Agama Islam terkemuka di tingkat internasional sesuai visi lembaga tersebut. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan menggandeng Robert J. Pope (Director of Equal Access International/ Director of the Centre for Intercultural Research and Engagement, Alphacrusis University, Australia); Ferry Y. Mamahit, Ph.D (Research Associate, CMCS Oxford); serta Zack Mauriettes (Equal Access International/ International Trainer of Youth Leadership Peace Camp).
Dalam rangka membangun kerjasama dan kolaborasi itu, FAI UMM menggelar "Sharing Session & Signing Memorandum of Understanding" pada Senin, 24 Oktober 2022 bertempat di GKB 3 lantai 6. Dalam acara tersebut tampak pula Dr. Faridi, M.Si selaku pimpinan lembaga Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM yang turut menjadi pemateri bersama dengan tiga narasumber lainnya.
Kegiatan ini berlangsung dalam dua sesi. Sesi pertama yakni Sharing session bertajuk “Strengthening Character Education through Religious Learning and Intercultural Studies”. Sesi tersebut membicarakan tentang urgensi internalisasi nilai-nilai keagamaan dalam pendidikan karakter yang terjadi di Indonesia, Australia dan Inggris. Sharing session kali ini mengeksplor pengalaman dan hasil riset yang dilakukan para narasumber atas praktik pendidikan karakter berbasiskan spiritual (agama) di negaranya masing-masing.
Dalam sambutan pembukaan acaranya, Dekan FAI UMM, Dr. Khozin M.Si menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran para undangan dan narasumber pada kesempatan kegiatan FAI UMM. Di samping itu, Dr. Khozin menyampaikan pula tentang pentingnya peran pendidikan karakter dalam menyongsong generasi berkualitas yang tidak hanya unggul dalam intelektualitas semata, akan tetapi memliki nilai-nilai karakter yang baik dalam pribadi mereka.
Mengawali orasinya, Robert menuturkan fenomena pendidikan anak-anak Muslim pada Abad ke-21 yang menjadi pemantik terjadinya perubahan besar seiring semakin saling terhubungnya dan semakin globalnya dunia ini. Keyakinan "Millenials, yaitu mereka yang lahir antara 1985 dan 2000, memiliki keraguan yang semakin meningkat tentang eksistensi Tuhan. Oleh karenanya, Robert memahami pentingnya syahadat tauhid di dunia global, sebagaimana tema yang ia angkat dalam Sharing session kali ini.
Pemateri kedua, yakni Zack Mauriettes menampilkan materinya yang bertajuk “Character Strengthening through Social Activities Based on Multicultural Values: Best Practices on Youth Leadership Peace Camp". Dalam pandangan Mauriettes, upaya praktis yang dapat dilakukan untuk menguatkan karakter generasi muda, salah satunya dilakukan dengan kebiasaan sederhana dalam aktivitas sosial mereka, seperti menyapa teman, belajar menjadi pendengar yang baik, dan memiliki sifat pemaaf.
Pemateri ketiga, Dr. Faridi, M.Si memaparkan urgensi pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam bagi peserta didik. Menurut Kepala PSIF UMM tersebut, karakter dirumuskan sbg nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity).
Sharing session diakhiri dengan pemaparan Ferry Mamahit yang mengambil tema "Penguatan Karakter Peserta Didik melalui Pendidikan Multikultural". Menurutnya, karakter bukan sekadar hal-hal appropriate atau not-appropriate, tetapi juga soal ekspresi "makna/isi" diri seseorang. Ekspresi ini dideterminasi oleh nilai-nilai (konten) pada seperangkat titik-titik evaluasi (konteks). Ini adalah sebuah fungsi yang bergerak dari konteks menuju konten. Tak lupa, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan penandatanganan kerjasama antara FAI UMM, Equal Access International dan CMCS Oxford. (DM)