Halaqah Ilmiah Sabtu Pagi (HISP) FAI UMM Kupas Tuntas Tradisi Literasi Keagamaan Muhammadiyah

Sabtu, 25 Februari 2023 08:25 WIB

SABTU, 25 Februari 2023. Gelaran Halaqah Ilmiah Sabtu Pagi (HISP) FAI-UMM kali ini mengambil tema “Tradisi Literasi Keagamaan Muhammadiyah”. Bertindak sebagai pemateri Bapak Mochammad Firdaus, M.Ed. dan  didampingi oleh Ibu Sri Cahyaning Umi Salama, S.EI., M.Si. sebagai moderator.

Bertempat di GKB III Lt. 5 Ruang 502 UMM, Bapak Firdaus selaku pemateri mengawali paparan dengan mengulas tradisi literasi di Muhammadiyah di masa-masa awal. Dalam hipotesisnya, Kaprodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ini mengungkap adanya kesamaan Muhammadiyah dengan gerakan puritan. Indikator yang melatari pernyataan tersebut terletak pada kajian fiqh yang ada di masjid-masjid Muhammadiyah cenderung pada kajian tematik, serta minim kajian sanad. 

Dalam pandangan pemateri, tradisi sanad merupakan faktor urgen yang harus dilakukan, terutama dalam kajian literasi. Namun, faktor tradisi sanad tersebut masih minim ditemui di Muhammadiyah sendiri.

Sebagai basis argumen akademis atas hipotesis yang disampaikan, Bapak Firdaus mengungkap hasil survei yang telah dilakukan terhadap responden warga Muhammadiyah. Survei tersebut mengungkap fakta konsep tauhid yang dijadikan acaun ialah Ibn Taimiyah (70%); tokoh agama yang sering dijadikan rujukan yakni Imam Al-Ghazali (60%); kajian ilmiah yang sering diikuti (73%) ialah Ust. Adi Hidayat; Fathul Qorib menjadi referensi kitab yang paling sering dirujuk (70%); literatur tasawuf menggunakaan kitab Ihya' Ulumuddin (67%).

Berdasar pada hasil survei tersebut, Bapak Firdaus mensinyalir bahwa corak literatur keagamaan warga Muhammadiyah  bersifat lateral dengan merujuk pada ulama Asy'ari. "Warga Muhammadiyah beraqidah Ibn Taimiyah, tetapi tetap bertasawuf. Dengan demikian, kemungkinan besar warga Muhammadiyah mengalami apa yang disebut transformasi ideologi. Pertanyaan berikutnya apakah Muhammadiyah condong ke Asy'ari atau Salafi?" ujarnya.

Penjelasan lanjut dari Bapak Firdaus mengungkap bahwa Muhammadiyah lebih dekat dengan Muhammad Abduh yang sangat identik dengan Asy'ariyah. Terlebih, nilai yang terkandung dalam Himpiunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah lebih kental dengan nilai Asy'ari yang identik dengan Tafwidh dan Ta'wil. Menariknya, terdapat istilah-istilah menarik seperti "Ahlil Haq was Sunnah" di dalam HPT yang identik dalam kitab Ibanah yang membahas tentang iman.

Di akhir materinya, Bapak Firdaus menyimpulkan bahwa Muhammadiyah lebih dekat dengan paham Asy'ari. Tak lupa, beliau meminta masukan dan arahan atas hasil paparan yang telah disampaikan dalam kesempatan HISP kali ini.(DM)

Shared: